Senin, 06 Agustus 2012

Tokoh Pejuang Dengan 108 Istri


Usman Balo, Tokoh Pejuang Kharismatik ini di kenal berani,Teguh,bertanggung jawab dan penuh Dedikasi  serta pantang menyerah dan menyandang pangkat terakhir Kapten TNI AD.

Pria Berjuluk “ Balo’na Sidenreng “ atau lebih di kenal dengan Nama Usman Balo adalah salah seorang  Tokoh  Pejuang kemerdekaan Di Sulawesi Selatan. Beliau lahir sekitar  tahun 1918.
Pada Jamannya, Usman Balo sangat di segani dan di takuti oleh sesama pejuang  ataupun oleh pihak penjajah,  Selain Karena keberaniannya melawan penjajah, Usman Balo Juga konon memiliki kemampuan menyelam ke dalam air hingga berjam-jam lamanya, dan hal itu sering di lakukan apabila terkepung dari pihak musuh ataupun bersembunyi dari kejaran pihak penjajah.

 Semasa Hidupnya Usman Balo  memiliki 108 orang istri, yang tersebar di berbagai Desa. Bahkan  ada di antara istri-istrinya yang mengaku hanya bertemu dengan usman Balo saat hari pernikahannya berlangsung, karna setelah menikah, Usman Balo harus kembali bergerilya dari Desa ke Desa yang lain, dan keluar masuk hutan, sehingga mereka  tidak pernah lagi bertemu.
 Meskipun demikian Usman Balo punya prinsip yang patut di teladani, Beliau pantang menggauli wanita yang belum Dia nikahi. Usman Balo meninggalkan 26 orang anak, lebih dari 100 orang Cucu serta Puluhan Cicit.  Saat itu banyak Desa-desa yang di Porak-porandakan oleh pihak penjajah,namun mereka takut memasuki wilayah di mana terdapat Istri dan keluarga Usman Balo. Dengan alasan itulah Maka Beliau Mulai menikahi Gadis-gadis di setiap Desa yang di singgahinya.
Usman Balo, Yang merupakan Pimpinan Batalyon Latimojong, Manyandang  berbagai macam piagam tanda jasa, Beliau memiliki banyak rekan2 seperjuangan dan Tokoh-tokoh  dari Sulawesi Selatan lainnya Brigjen TNI ( Purn ) Andi Sose,Dan Mantan Gubernur Sulsel Brigjen TNI ( Purn ) Andi Oddang.
Usman balo pernah memperjuangkan Republik Persatuan Indonesia, terdiri dari beberapa Negara bagian. Tapi lantaran Soekarno lebih menghendaki Negara kesatuan, akhirnya perjuangan Usman Balo menghadapi rintangan. Itulah yang membuatnya bergerilya bertahun-tahun di hutan, bersama Kolonel Kahar Muzakkar dan membentuk kelompok perjuangan Tentara Islam Indonesia atau yang sekarang di kenal dengan Pemberontakan DI/TII.
Pembagian Wilayah kekuasaan antara kesatuan-kesatuan DI/TII Sulawesi Selatan, ternyata menimbulkan pertentangan Intern. Seringkali, akibat operasi yang di lancarkan TNI, pasukan yang satu memasuki wilayah kekuasaan pasukan yang lain, Sehingga terjadi bentrokan Fisik yang menyebabkan ke dua Tokoh Pemberontak tersebut saling menyalahkan, dan hubungan mereka mulai retak. Usman Balo Memutuskan Hubungannya dengan Kahar Muzakkar.
 Kemudian Pertentangan itu meningkat menjadi pertentangan Ideologis. Usman Balo menolak jalan Darul Islam Yang Di anut Kahar Muzakkar,dan tidak bersedia mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam. Pertentangan antara keduanya mencapai puncak pada tanggal 14 desember 1954  dalam bentuk pertempuran terbuka di Bulu Cenrana Sidenreng Rappang ( Sidrap ) yang berlangsung selama tiga hari.
Usman Balo,wafat pada tanggal 5 Mei 2006 di usia 88 tahun, karena sakit Asma yang di deritanya, Almarhum menghembuskan Nafas terakhir di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Mario Rappang, Kabupaten Sidrap,Sulsel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentar atau like...masukan dan sarannya yang sifatx membangun sangat kami harapkan...